Jumat, 11 Juli 2014

Terompet Tahun Baru, Kreativitas Masyarakat Indonesia

 Tak tahu siapa yang pertama kali bikin terompet. Yang pasti, benda bertemura berisik itu jadi suatu hal yang lalu sama dengan pesta serta perayaan, terhitung salah satunya kebiasaan meniup terompet th. baru tiap-tiap akhir th..
Rutinitas ini rupanya membawa rezeki untuk beberapa orang-orang Indonesia yang kreatif. Mereka menghasilkan sendiri terompet-terompet ketika mendekati perayaan hari besar atau terutama lagi, waktu th. baru.
Wujud yang Rumit
Tak seperti aslinya yang cuma berupa mencorong panjang, sekarang ini wujud terompet th. baru telah makin rumit serta unik. Dimulai dari wujud yang serupa alat musik saxophone, komplit dengan beragam liukannya, hingga pada wujud naga yang menawan.
Tak tahu dari tempat mana beberapa pembuat terompet itu memperoleh inspirasi, yang pasti, nyaris tiap-tiap th. baru, ada saja tren baru perihal wujud yang mereka buat sendiri. Sungguh kreativitas yang dipunyai oleh orang-orang Indonesia memanglah tinggi.
Harga Semakin Mahal
Makin rumit suatu wujud terompet th. baru, maka bakal makin mahal harga nya. Terang, itu hukum yang pasti kebanyakan orang mahfum. Bila dulu dengan duit 5 ribu rupiah saja telah bisa dipunyai suatu terompet dengan wujud yang classic, maka untuk memperoleh terompet dengan wujud naga atau saxophone, konsumen mesti ikhlas merogoh kocek sampai diatas 50 ribu rupiah.
Tetapi, konsumen kelihatannya tak peduli dengan hal itu, karena memanglah kemeriahan th. baru yang dirayakan berbarengan bakal jadi kurang greget tidak ada nada benda berisik itu. Diluar itu, pertimbangan perayaan yang cuma berjalan satu tahun sekali itu juga bikin konsumen pasrah pada harga yang diputuskan oleh penjual.
Semakin Sepi Pembeli
Yaitu hukum alam juga bila suatu rutinitas satu waktu bakal sirna. Demikian pula dengan ketertarikan orang-orang sekarang ini yang semakin lama semakin kurang minatnya beli beragam jenis wujud terompet th. baru yang unik serta rumit itu.
Tak tahu lantaran pergantian tingkah laku serta langkah merayakan th. baru yang beralih, karena semakin beberapa orang yang sadar bahwasanya perayaan th. baru dalam wujud hura-hura cuma berlebihan belaka. Atau lantaran harga terompet yang semakin tidak terjangkau, penjual terompet belakangan ini mengeluhkan sepinya konsumen yang beli terompet dagangan mereka.
Kerugian materi kerap mereka alami lantaran stock yang menumpuk tidak habis di jual. Kelihatannya, beberapa pembuat terompet musiman itu mesti membuat suatu inovasi serta kreativitas yang lain lagi untuk menyemarakkan th. baru bila terompet th. baru tidak lagi diminati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar